NASEHAT-NASEHAT LUKMANUL HAKIM
Khutbah
Jumat, 20 Maret 2015, Masjid Nurul Qomar Puri Cilegon Hijau - Supriyanto
Maasyirol muslimin
rohimakumulloh !
Melalui mimbar ini mari kita
ingatkan diri kita masing-masing untuk bersyukur kepada Allah terhadap segala
ni'mat yang telah diberikan kepada kita terutama ni'mat Iman, ni'mat Islam
syehah walafiat, serta panjang umur, diiringi dengan sholawat kepada Nabi kita
Muhammad SAW, dengan harapan lewat syukur yang kita realisasikan dalam jiwa
kita, Allah SWT akan senantiasa memberikan petunjuk ke jalan yang diridhoi dan
melalui sholawat yang kita ucapkan serta sunnah nabi kita yang kita laksanakan
kita akan memperoleh syafaat dari Rosulillah SAW.
Maasyirol muslimin
rohimakumulloh !
Al-Qur'anul Karim sebagai
petunjuk bagi ummat manusia yang berisi tentang hukum dan aturan-aturan Allah
di segala macam aspek kehidupan, juga terdapat sejarah ataupun kisah-kisah yang
kesemuanya Allah SWT jadikan I'tibar untuk pribadi dan hidup serta
kehidupan ummat, baik secara individu maupun secara sosial dalam bermasyarakat.
Mari kita renungkan ayat Al Qur'an
dalam surat Lukman ayat 12, Allah SWT berfirman :
وَلَقَدْ
آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْلِله وَمَنْ
يَشْكُرْفَإنَّمَايَشْكُرُلِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللهَ غَنِيٌّ
حَمِيْدٌ(12)
12. Dan sesungguhnya telah Kami
berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan
barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk
dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah
Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”
وَإِذْ قَالَ
لُقْمَانُ لاِبْنِهِ وَهُوَيَعِظُهُ يَابُنَيَّ لاَتُشْرِكْ بِاللهِ إِنَّ
الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ(13)
13. Dan (ingatlah) ketika Luqman
berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah
kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar.”
وَوَصَّيْنَاالإِنْسَانَ
بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَي وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ
أَنِ اشْكُرْلِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ المَصِيْرُ(14
14. Dan Kami perintahkan kepada
manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu.
Menurut Beliau, berdasarkan ayat di Surat Lukman
ini, karakter yang harus diajarkan pada anak-anak kita adalah:
- “Bersyukurlah kepada Allah” dalam arti yang sebenarnya. Ada 3 dimensi
syukur menurut beliau. Dimensi pertama, bersyukur berarti memahami
bahwa semua nikmat berasal dari Allah SWT, maka ia akan memuji Allah. Dan
kebanyakan orang berhenti sampai dimensi ini, tidak salah tapi kurang
sempurna. Dimensi kedua, bersyukur berarti mengembalikan sebagian
nikmat yang telah dianugerahkan Allah kembali ke jalan Allah, melalui
zakat, infak, sedekah, wakaf, dll.Dimensi ketiga, bersyukur
berarti obsesif, ambisius untuk terus mengembangkan diri,
meningkatkan kapasitas [tambah kaya, tambah sukses, tambah ilmu dll],
karena Allah SWT telah berjanji bahwa “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” Di
surat Ibrahim ayat 7. Dan Allah mengingatkan kita berulangkali di surat Ar
Rahman tentang mensyukuri nikmatnya, “Maka nikmat Tuhan kamu yang
manakah yang kamu dustakan?” dalam beberapa ayat yang berulang.
Sudahkah kita bersyukur?
- “janganlah kamu mempersekutukan Allah” karena ini adalah kezaliman yang besar,
kedunguan yang sangat dungu. Allah SWT telah menciptakan kita sebagai
makhluknya yang terbaik, yang paling sempurna di antara makhluknya yang
lain.
Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman mengancam para nabi -Shollallahu
‘alaihim wasallam- andai ia berbuat syirik,
"Itulah petunjuk Allah yang dengannya Dia memberi
petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya. Seandainya
mereka menyekutukan Allah niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah
mereka kerjakan." (QS.Al-An’am : 88).
Dalam Surat Az-Zumar Allah SWT juga menegaskan bahwa Syirik dapat
menghapus amalan seseorang;
"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi)
sebelummu jika kamu berbuat syirik niscaya akan terhapuslah amalanmu dan
tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi". (QS.Az-Zumar :65 )
"Katakanlah (wahai Muhammad)
apakah akan kami kabarkan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi
amalannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia
ini. Sedangkan mereka menyangka bahwa mereka telah perbuat sebaik-baiknya
mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Rob mereka dan (kufur
terhadap) perjumpaan (dengan Dia) maka terhapuslah amalan-amalan mereka dan
kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari
kiamat". (QS. Al-Kahfi: 103-104).
Waspadalah perkara ini mari
kita berhati2, oleh karena itu nabi mengajarkan doa kepada kita yaitu “
Allahumma inna naudzubika min anusrikabika syaina naklamuhu wanastaghfiruka
limalana’lamuhu “Aku berlindung kepada mu Ya Allah dari kesyikiran yg kami
ketahui dan aku mohon ampun dari kesyirikan yg tdk kami ketahui.
- “(berbuat
baik) kepada dua orang ibu- bapanya”, menjadi anak yang ta’at tidak durhaka kepada kedua orang tua.
Khatib mengingatkan bahwa ridha Allah bergantung pada ridha orang tua,
bahwa dua dosa yang langsung dibalas oleh Allah adalah do’a menzalimi
orang lain dan durhaka kepada kedua orang tua. Tugas para orang tua lah
mendidik anaknya menjadi anak yang shalih yang tidak durhaka. Dalam
mendidik anak, kita juga perlu memberikan metode/ilmu, sebagaimana
Allah mengajari kita pada ayat 14 di atas. Jangan sekedar menyuruh atau
melarang saja, tapi berikan ilmu yg benar. Jadi, sebagai anak kita
berdo’a “ Allahummaghfirli dzunubi waliwalidayya, warhamhuma kama
rabbayani shaghira” dan sebagai orang tua kita berdo’a “Rabbana
hablana min azwajina wa dzurriyatina qurrota a’yun, waj-alna lil muttaqina
imama”.
Dan marilah kita memohon kepada Allah semoga kita
dijadikan termasuk orang-orang yang mengamalkan ilmu agama yang telah kita
dapati, sehingga walaupun sedikit ilmu yang kita miliki kemudian kita amalkan
akan membawa hikmah yang baik untuk diri kita sendiri maupun sebuah keteladanan
untuk orang lain
Barakallahuliwalakumfilquranil ‘adziim…
0 komentar:
Posting Komentar