Kamis, 30 Juli 2020

Khutbah Idul Adha "Dahsyatnya 4 Hikmah Qurban"

KHUTBAH IDUL ADHA 1441H – 31 Juli 2020

 “HIKMAH & PELAJARAN QURBAN”

 Masjid Nurul Qomar – Puri Cilegon Hijau by Supriyanto

الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر

اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.

Maasyiral muslimin siding sholat Idul Adha rahimakumullah

Hari Raya Idul Adha identik dengan syariat Ibadah Haji dan Ibadah Qurban. Dimana tahun ini ibadah Haji tidak seperti pada tahun sebelumnya karena berada pada masa pandemic covid-19 yg sedang melanda seluruh dunia. Pada tanggal 10 Zulhijah ini juga merupakan Hari Raya Qurban dimana syariat Qurban ini ada pada setiap Nabi dan Rasul yg di utus oleh ALLAH SWT bahkan dari sejak zaman Nabi Adam AS sebagai bentuk ujian ketaqwaan seseorang kepada Allah SWT. Ibadah Qurban yg kita laksanakan sampai dengan hari ini adalah merupakan risalah dari ayah kita nabi Ibrahim AS yang diteruskan sampai kepada Nabi Kita Rasulullah Muhammad SAW.

Inilah hari besar kemanusiaan dan keimanan, yang ditandai dengan syi’ar penyembelihan hewan kurban, untuk mengenang peristiwa pengorbanan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam setelah beliau menerima wahyu llahi melalui mimpi, yang memerintahkan beliau menyembelih puteranya,yg sudah dirindukan setelah sekian lama belum mempunyai keturunan yaitu Ismail.

Peristiwa ini mengajarkan kita bagaimana menjadi hamba Allah yang taat dan patuh melalui pengamalan Syari’at-Nya. Menjalankan perintah Allah dengan ikhlas, dan rela berkorban harta bahkan nyawa, itulah totalitas kepasrahan Nabi Ibrahim dan puteranya Ismail ‘alaihimassalam.

Allah swt menjadikan Nabi Ibrahim as dan keluarganya sebagai figur teladan sepanjang masa, bahkan tidak hanya kita yang harus meneladaninya, tapi Nabi Muhammad saw juga harus meneladaninya, Allah swt berfirman:

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ

Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia (QS Al Mumtahanah [60]:4).

وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا (النساء: ١٢٥)

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.” (Qs. An-Nisaa’: 125)

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.

Maasyiral muslimin siding sholat Idul Adha rahimakumullah

Nabi Ibrahim as merupakan seorang nabi yang mendapat ujian2 yg berat dalam hidupnya darimulai berdakwah kepada kaumnya untuk meluruskan tauhid dari menyembah berhala kepada menyembah Allah Rabbul ‘alamiin, dengan berbagi resiko yang menjadi nyawa sebagai taruhanya. Begitu pula dengan ujian2 berat lainya hingga beliau mendapat kedudukan sebagi Rasul Ulul Azmi diantara pada nabi dan rasul. Bahkan Nabi Ibrahim as telah mendapat gelar tertinggi pada seorang hamba yatu Khalilullah atau kekasih Allah.

Pelajaran dari Ibadah Qurban ini kepada kita semua yaitu :

Pertama : Nilai keimanan dan ketaqwaan seorang manusia itu pasti akan mendapatkan ujian dari Allah SWT oleh karena itu dengan totalitas ibadah pengabdian kepada Allah lah derajat kemuliaan tersebut akan kita dapatkan. Qs.29 ayat 2 dan 3 :

أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتۡرَكُوٓاْ أَن يَقُولُوٓاْ ءَامَنَّا وَهُمۡ لَا يُفۡتَنُونَ (٢) وَلَقَدۡ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ‌ۖ فَلَيَعۡلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْ وَلَيَعۡلَمَنَّ ٱلۡكَـٰذِبِينَ

Artinya : “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabut : 2-3)

Kedua : Ibadah qurban mengajarkan kepada kita untuk mengorbankan apa yang kita cintai dalam hidup ini semata-mata hanya kepada Allah SWT, karena derajat Iman kita baru akan menjadi sempurna apabila kita rela berqurban dari harta yg kita cintai sebagaimana firman Allah SWT :

لَن تَنَالُوا۟ ٱلْبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُوا۟ مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِن شَىْءٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ

“Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang paling kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya” (Q.S. Ali Imran:92)

Ketiga : Hakikat dari kita menyembelih hewan Qurban ini adalah kita memotong hawa nafsu hewani yg ada dalam diri kita berupa rasa serakan, rakus dan mau menang sendiri dlsb ini semata2 karena melaksanakan perintah Allah sebagai manifestasi ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda : Dalam hadits dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash ra, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُوْنَ هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جِئْتُ بِهِ

“Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian sampai ia menundukkan hawa nafsunya untuk tunduk pada ajaran yang aku bawa.”

Makna dan hakikat kurban bukan sekedar menyembelih hewan kemudian dagingnya disedekahkan kepada fakir miskin. Tidak juga berarti bahwa daging dan darahnya yang akan sampai kepada Allah SWT. Namun yang menjadi penilaian bagi Allah adalah kualitas takwa yang dihasilkan dari ibadah kurban itu sendiri. Allah berfirman:

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنْكُمْ

”Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu” (QS. Al Hajj: 37)

Dengan demikian ibadah kurban merupakan konsekuensi iman dan takwa kepada Allah SWT.

Ke empat : Nabi Ibrahim telah berhasil mendidik keluarganya untuk senantiasa mengedepankan nilai2 agama dalam setiap sendi kehidupanya sehingga ketika Allah SWT telah menjadi sandaran dan tujuan utama dalam hidupnya maka pertolongan Allah akan selalu menyertainya. Hasbunallah wanikmal wakil, nikmal maula wa nikmannashiir, Laa haula walaa quwwata illa billah. Oleh karena itu marilah kita contoh Nabi Ibrahim ini sebagai role/model keberhasilan dalam mendidik keluarga/keturunan kita yg berlandaskan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT : يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

Artinya : wahai orang2 yg beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka (QS. At-Tahrim : 6)

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ

Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. (QS. Ibrahim : 40) 

Hanya dengan bermujahadah, perjuangan dan pengorbanan yang sungguh2 dan penuh ikhlas, maka pertolongan Allah akan datang dan kemenangan akan diraih. Waalu a’lam bishawab

Barakallahuli walakum fil quranil adziim…….

==========

Lanjut khutbah kedua….>>>>

Demikian semoga bermanfaat dan menjadi asbab hidayah bagi sebanyak2 umat manusia.

Terima kasih

Cilegon, 30 Juli 2020

Mas Priyanto

Kamis, 26 Maret 2020

Khutbah Jumat Menyikapi Wabah Virus Corona


KHUTBAT JUMAT 27 Maret 2020,  “MENGHADAPI MUSIBAH VIRUS CORONA” Masjid Nurul Qomar PCH
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…
Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah SWT kapanpun, di manapun kita berada dan dalam kondisi apapun. Baik ketika kita sedang bersama orang banyak, maupun ketika sendirian. Dan marilah kita senantiasa takut akan terkena azab-Nya, kapan dan di mana pun kita berada. Karena, kewajiban menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya bukan hanya pada waktu dan saat-saat tertentu saja. Bahkan, beribadah kepada-Nya adalah kewajiban yang harus dilakukan hingga ajal mendatangi kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
Dan beribadahlah kepada Rabb-mu sampai kematian mendatangimu.” (Al-Hijr: 99)
Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada nabi kita Muhammad Saw, keluarga, sahabat, serta pengikutnya sampai akhir zaman.
Masyiral muslimin siding jumat rahimakumullah
Akhir2 ini dunia sedang dihebohkan dengan berjangkitnya virus corona covid-19 yang menyebar ke hampir seluruh dunia yang telah menelan puluhan ribu korban bahkan ribuan manusia meninggal dunia akibat wabah penyakit ini. Merupakan suatu keprihatian bagi kita semua, semua manusia waspada, dihinggapi rasa ketakutan, khawatir bahkan akibat musibah ini ekonomi dilanda keterpurukan dimana2. dan hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui kapan akan diangkat olehNya
Lantas bagaimana sikap kita sebagai orang yang beriman dalam menyikapi masalah ini, setidaknya ada beberapa hal yang harus kita instrospeksi diri disaat seperti ini.
Yang pertama tentunya kita kembalikan hal ini kepada Allah SWT, Sang Pencipta Yang menciptakan semua makhluknya baik yang besar yang tampak oleh mata kita maupun makhluk yg kecil yg juga tak tampak oleh mata kita, baik dilangit, didalam bumi maupun didalam lautan ataupun di dalam tubuh kita semua tak lepas dari pengawasan Allah SWT. Allah SWT berfirman :
وَعِندَهُۥ مَفَاتِحُ ٱلْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِى ظُلُمَٰتِ ٱلْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ
Artinya : “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).” (QS Al-An’am [6] : 59).
Bahwa Allah Maha Mengetahui, semua yang ada dan terjadi di daratan dan di tempat-tempat sepi tersembunyi sekalipun, yang mencakup binatang, pepohonan, pasir kerikil, dan debu, termasuk bakteri dan virus. Juga segala hewan yang berada di laut, berupa binatang, tambang, ikan, dan lain-lain yang dikandungi oleh airnya.
Tiada sehelai daun pun yang gugur dari pohon darat, laut, kota, desa, dunia dan akhirat kecuali Allah mengetahuinya. Termasuk tidak ada sebutir bijipun yang jatuh dalam kegelapan bumi, berupa biji-bijian, buah-buahan dan tanaman, biji yang di tanam oleh manusia, dan biji-biji tanaman di darat yang menjadi cikal tumbuh-tumbuhan. Melainkan semuanya tertulis di dalam kitab yang nyata atau Lauh Mahfudz
Maka, sepantasnyalah kita mengucapkan, kalimat pujian, “Subhaanallaah, walhamdulillaah, walaailaaha illaah, Allaahu Akbar.”
Yang kedua, tentunya kita harus bersabar atas segala yang menimpa kita karena apapun yg kita usahakan itu tak luput dari kontrolnya Allah SWT. surat al-Baqarah ayat 155, yang berbunyi:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ – ١٥٥
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar
Ayat ini menunjukkan kepada kita bahwa musibah atau bencana adalah hal niscaya yang harus dihadapi oleh setiap manusia. Bencana, apapun bentuknya, sesungguhnya merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada manusia. Berbagai peristiwa yang menimpa manusia pada hakikatnya merupakan ujian dan cobaan atas keimanan dan perilaku yang telah dilakukan oleh manusia itu sendiri, dan sabar adalah kunci mendapatkan ridho Allah SWT.
Sidang Jumat rahimakumullah
Ketiga Tidak takut terlalu berlebihan, bukankah kalau kita lihat sejarah bahwa telah berlalu juga wabah2 melanda seperti virus mers, flu burung aids dan lain sebagainya yang tentunya semua ada waktu dan masanya.
Adapun kemudian ada yang meninggal setelah terdampak virus corona, maka sesungguhnya kematian itu bukanlah karena seseorang atau benda apapun. Namun semata-mata karena ajal yang sudah Allah tentukan. Maka, bagi yang tertimpa wabah corona, atau apapun, tetap berharap dan bergantungnya mutlak kepada Allah.
Adapun kepada manusia, seperti periksa dokter, karantina perawatan, itu hanyalah ikhtiar, yang memang harus maksimal juga dilakukan, agar dapat sehat kembali.
Soal ajal, Allah menyebutkan di dalam firman-Nya :
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ۗ  وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً   ۗ  وَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ
Artinya: “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.” (QS Al-Anbiya [21]: 35).
Kita sebagai seorang beriman tentunya kita harus selalu mempersiapkan diri menghadapi maut yang juga merupakan hal yg ghaib dan tak tahu kapan maut itu akan menjemput kita dengan cara apapun semua ada dalam rahasia Allah SWT, dan Rasululah SAW berpesan bahwa sesungguhnya orang yang paling cerdas diatara kita adalah orang yg selalu mengingat maut dan selalu mempersiapkan bekal karena kematian bukan akhir dari segalanya tapi adalah awal babak baru menuju kehidupan selanjtnya yg tentunya akan diminta pertanggungjawaban atas perilaku kehidupan kita di dunia ini. Hanya dengan iman dan amal sholeh kita akan selamat. 6. Fa amma man-saqulat mawazinuh(u)
maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya , 7. Fa huwa di'isyatir radiyah(tin)

maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang), 8. Wa amma man khaffat mawazinuh(u)
dan adapun orang-orang ringan timbangannya (kebaikannya), 9. Fa ummuhu hawiyah(tun)
dan tempat kembalinya adalah neraka hawiyah
Ke empat, marilah kita bertobat dan menbersihkan diri. Bukankah Allah SWT telah sampaikan “Sesungguhnya Allah mencitai orang yang  bertobat lagi membersihkan diri”. Kembali kita mencontoh perikehidupan Rasulullah SAW yang senantiasa menjaga kesucian/kebersihan baik lahir maupun batin. Baik menjaga kebersihan badan kita, pakaian kita ataupun makanan kita bahkan juga kebersihan batin / hati kita. Sehingga apabila itu kita terapkan maka tak mustahil cita Allah akan senantiasa bersama kita.
“Setiap musibah yang turun disebabkan oleh dosa, dan tidak akan terangkat kecuali dengan taubat”
Allah Ta’ala berfirman,
وَأَنِ اسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُم مَّتَاعاً حَسَناً إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى
“dan hendaklah kamu meminta ampun [istigfar] kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya.,niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan.” (Hud: 3)
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (Asy Syura: 30). Wallau a’lam..Barakallahu
========
Semoga bermanfaat, terima kasih
Mas Priyanto - 27-03-2020