Selasa, 22 November 2022

Khutbah Gerhana Bulan Menggetarkan

Khutbah Gerhana Bulan (08 Nov. – Masjid Nurul Qomar – Puri Cilegon Hijau)

Sidang Sholat Khusuf Rahimakumullah..

Pada hari ini pada malam ini kembali kita diperlihatkan salah satu tanda-tanda keBesaran dan keAgungan Allah SWT sebuah peristiwa besar yaitu Gerhana Bulan. Dimana peristiwa ini bukan hanya sebagai fenomena alam biasa tetapi ini sebagai bukti kekuasaan Allah SWT yang dapat kita saksikan sebagai seorang hamba manusia yag lemah.

Peristiwa gerhana bulan total ini merupakan momentum yang tepat bagi kita semua untuk merenungkan dahsyatnya kekuasaan Allah Rabbul ‘alamin, Penguasa Alam Raya ini. Ini juga momentum seorang hamba untuk mengagungkan Tuhannya, meningkatkan kualitas penghambaan kepada-Nya.

Dialah Alloh SWT yang telah menciptakan siang dan malam, yang telah menciptakan matahari dan bulan, yang telah menciptakan tumbuhan dan bebatuan, yang telah menciptakan daratan dan lautan, yang telah menciptakan lembah dan gunung, dan yang telah menciptakan seluruh alam semesta ini.

Dialah Alloh yang Maha Esa. Dialah Alloh yang Maha Perkasa. Dialah Alloh yang Maha Mencipta, Dialah Alloh Yang Maha Menghidupkan. Dan Dialah Alloh yang Maha mematikan. Dialah Alloh yang telah mengatur seluruh pergerakan alam semesta ini dengan ketelitian yang sempurna. Tak ada cacat sedikit pun, sebab Dialah yang Maha Sempurna. Sehingga seluruh benda-benda di jagat raya ini berada pada posisinya masing-masing dengan sangat serasi, selaras, teratur dan indah

Mari kita gunakan kesempatan langka ini untuk ber-muhasabah, bertaubat menginstropeksi diri sendiri agar menjadi hamba yang bertaqwa yang sebenarnya.

Surat Fushilat 37 :

وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Dan sebagian  dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari janganlah pula kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.

Dalam Suarat al-Hadid ayat 1 disebutkan:

سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

Artinya: “Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Sementara dalam Surat al-Isra ayat 44 dinyatakan:

تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ ۚ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَٰكِنْ لَا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ ۗ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا

Artinya: “Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”

 

 

Surat Ali Imron : 190 – 191 :

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ ۞الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ۞

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantin malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah kektika berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, danmereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata “Ya Tuhan kami tidaklah Engkau ciptakan semua ini sia-sia, Maha Suci Engkau lindungilah kami dari azab neraka.

Jamaah kaum muslimin wal muslimat rohimakumullooh...

Nabi Muhammad SAW memerintahkan kepada kita bila terjadi gerhana untuk berdoa kepada Allah, mendirikan salat sunnah gerhana, bertakbir dan bersedekah, sebagaimana sabda beliau yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, yang berbunyi:

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا

"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana, maka banyaklah berdoa kepada Allah, bertakbirlah, dirikan shalat dan bersedekahlah."

Selain itu, Nabi Muhammad  juga mengajarkan bahwa ketika gerhana terjadi, hendaknya kita menghadirkan rasa takut kepada Allah SWT. Sebab, peristiwa tersebut mengingatkan kita akan tanda-tanda kejadian hari kiamat, atau karena takut azab Allah diturunkan akibat dosa-dosa yang dilakukan.

Juga mengingat apa yang pernah disaksikan Nabi Muhammad SAW dalam Salat Kusuf. Diriwayatkan bahwa dalam Salat Kusuf, Rasulullah SAW diperlihatkan oleh Allah, surga dan neraka. Bahkan, beliau ingin mengambil setangkai dahan dari surga untuk diperlihatkan kepada mereka. Beliau juga diperlihatkan berbagai bentuk azab yang ditimpakan kepada ahli neraka. Karena itu, dalam salah satu khutbahnya selesai salat gerhana, beliau bersabda, "Wahai umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis." (H.R. Muttafaq alaih).

Maka dari itu, marilah kita persiapkan hal-hal yang diperintahkan oleh Nabi, dan marilah kita usahakan untuk dapat mengamalkan apa yang diperintah oleh Nabi Muhammad SAW.

Hadirin yang rahimakumullah

Betapa kecilnya manusia jika dilihat dari kajian ilmu pengetahuan modern. Bulan yang sedang mengalami gerhana kali ini, hanyalah komponen sangat kecil dari materi alam semesta ini. Sedangkan segala hal yang membentuk isi alam semesta hanyalah berkontribusi pada secuil materi yang telah diketahui ilmu pengetahuan saat ini, sementara sisanya, sama sekali belum kita ketahui

Semoga fenomena gerhana kali ini meningkatkan kedekatan kita kepada Allah Swt, membesarkan hati kita untuk ikhlas menolong sesama, serta menjaga kita untuk selalu ramah terhadap alam sekitar kita, dan menjadi hamba yang benar2 bertaqwa sampai akhir hayat kita nanti, aamiin

Barakallahu….

Lanjut Khutbah kedua >>>

Kamis, 19 Mei 2022

7 AMALAN YANG TERUS MENERUS MENGALIR WALAPUN SUDAH MATI

 7 AMALAN YG TERUS MENGALIR WALAUPUN KITA SDH MATI
 

Ketauhilah bahwa di antara nikmat Allah yang paling besar yang Dia berikan kepada hamba-Nya yang
beriman yaitu Dia persiapkan pintu-pintu kebaikan yang banyak bagi hamba-Nya. Apabila seorang hamba
mengamalkannya, maka ia akan mendapatkan ganjaran pahala, baik ketika hidup di dunia demikian juga tetap mengalir saat mereka telah tiada.
 

Para penghuni kubur tergadai di dalam makam mereka, terputus dari amalan shaleh, dan menunggu hari
hisab yang tidak diketahui hasilnya. Dalam keadaan demikian ada orang-orang yang kebaikannya terus bersambung dan ganjaran pahalanya terus berdatangan. Mereka berpindah dari negeri amal (dunia), tapi balasan pahala tidak berhenti, derajat mereka terus meninggi, pahala mereka terus berlipat, padahal mereka berada di kubur tidak melakukan amal, hanya menunggu datangnya kiamat. Alangkah mulia dan alangkah indahnya keadaan mereka, sesuatu yang tidak bisa dibeli dengan harta dunia.
Ibadallah,
Dalam Shahih Muslim, Abu Hurairah meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Beliau bersabda,


“Apabila anak Adam meninggal, maka terputus darinya semua amalan kecuali tiga perkara: sedekah
jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakannya.”


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyebutkan ada tujuh amalan yang pahalanya tetap mengalir ke kubur seseorang tatkala ia telah meninggal. 

Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh al-Bazzar dari Anas bin
Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ada tujuh perkara yang pahalanya tetap mengalir untuk seorang hamba setelah ia meninggal, padahal ia berada di dalam kuburnya: (1) orang yang mengajarkan ilmu pengetahuan, (2) orang yang mengalirkan
sungai (yang terputus pen.) (3) orang yang membuat sumur, (4) orang yang menanam kurma (buah), (5)
orang yang membangun masjid, (6) orang yang memberi mush-haf Alquran, dan (7) orang yang
meninggalkan seorang anak yang senantiasa memohonkan ampun untuknya setelah ia wafat.”

Renungkanlah wahai saudara muslim keutamaan amalan ini, dan hendaknya kita bersemangat menanam investasi pahala di dunia yang Allah jadikan tempat ini sebagai negeri persiapan. Hendaknya kita bersungguh-sungguh menyegerakannya sebelum amalan terputus dan sakitnya kematian merenggut
nyawa kita. Apakah kita sudah punya investasi akherat ini, bila belum mari kita segera beramal

Wallahu a'lam

DAHSYAT - MENESYUKURI NIKMAT KEMERDEKAAN

 KHUTBAH JUMAT, 20 AGUSTUS 2021

Masjid Nurul Qomar – PCH - Supriyanto

TEMA : MENSYUKURI NIKMAT KEMERDEKAAN

 

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,

Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepada kita nikmat yang sangat banyak. Allah memberikan kita kesehatan, umur panjang, kesempatan, dan yang paling utama adalah nikmat iman dan Islam. Salah satu nikmat besar yg kita rasakan saat ini, kita hidup di alam kemerdekaan. 76 tahun sudah kita merdeka dari penjajahan.

Nikmat kemerdekaan ini perlu untuk kita syukuri. Sebab dengan syukur itulah, Allah akan mendatangkan keberkahan dan menambah nikmat-Nya.

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim: 7)

Lalu bagaimana cara kita mensyukuri nikmat kemerdekaan ini? Setidaknya ada 5 poin agar kita bias bersyukur atas nikmat kemerdekaan bagsa Indonesia hingga saat ini

1. Menyadari kemerdekaan adalah nikmat dari Allah

Pertama, kita perlu menyadari bahwa kemerdekaan ini adalah nikmat dari Allah. Bahkan termasuk nikmat yang besar. Bagaimana tidak, dalam kondisi terjajah, masyarakat muslim akan sulit untuk melaksanakan ibadah kepada Allah. Bahkan merasa tidak aman dalam menjalani kehidupan. Apalagi kehidupan sesuai dengan tuntunan Islam.

Para pejuang kemerdekaan dan pendiri bangsa ini menyadari sepenuhnya bahwa kemerdekaan ini adalah nikmat dan rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga dicantumkanlah pengakuan ini dalam pembukaan UUD 1945.

“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”

Para pejuang kemerdekaan dan pendiri bangsa ini menyadari sepenuhnya, memang mereka berjuang bahkan mengorbankan nyawa, namun yang Kuasa menganugerahkan kemerdekaan adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Menyadari bahwa kemerdekaan adalah nikmat dari Allah, memudahkan kita untuk mensyukurinya. Sebagaimana Nabi Sulaiman memandang kekuasaan yang Allah berikan kepadanya.

هَٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ۖ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ

“Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”. (QS. An Naml: 40)

2. Beriman dan Bertaqwa kepada Allah

Jamaah Jumat rakhimakumullah. Mensyukuri nikmat kemerdekaan ini, setiap muslim harus meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan keimanan dan ketaqwaan yang kuat, masyarakat akan selamat dari berbagai tipuan dunia yang menghancurkan. Mulai dari keyakinan yang melemahkan seperti syirik, khurafat dan tahayul. Hingga kriminalitas dan kejahatan moral seperti korupsi, minuman keras, narkoba dan perzinaan.

Dengan keimanan dan ketaqwaan, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menganugerahkan keberkahan di negeri kita. Ini merupakan janji Allah yang pasti dan menjadi keniscayaan.

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al A’raf: 96)

3. Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Mensyukuri nikmat kemerdekaan, setiap muslim haruslah memiliki jiwa amar ma’ruf nahi munkar. Gunakan kemerdekaan itu untuk menciptakan sebuah kehidupan yang penuh dengan kebaikan dan semaksimal mungkin menekan kemungkaran.

Agar masyarakat damai, dipenuhi nilai-nilai kebaikan, diwarnai dengan indahnya persaudaraan. Jangan sampai dibiarkan munculnya kemungkaran-kemungkaran yang menjatuhkan fitrah dan derajat kemanusiaan, menzalimin orang lain dan mendatangkan kemurkaan Allah. Sang Pemberi kemerdekaan.

Bangsa yang merdeka, haruslah menebarkan kebaikan untuk seluruh rakyatnya. Sehingga mereka merasa aman dan merdeka menjalankan kebenaran. Bangsa yang merdeka, juga harus memiliki kekuatan untuk mencegar terjadinya kezaliman dan kemungkaran.

الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ

(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sholat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. (QS. Al Hajj: 41)

4. Mengisi kemerdekaan dengan pembangunan

Jamaah Jumat rahimakumullah. Mensyukuri nikmat kemerdekaan, sebuah bangsa harus mengisinya dengan pembangunan. Memakmurkan bumi sebagaimana peran manusia sebagai khalifatullah. Membangun untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Membangun dengan adil agar semua warga merasa sejahtera.

Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menyukai sebuah bangsa yang merdeka serta para pemimpin yang berkuasa namun justru melakukan kerusakan di muka bumi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ

Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? (QS. Muhammad: 22)

5. Mengundang Rahmat Allah

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Para pejuang kemerdekaan dan pendiri bangsa Indonesia menyadari sepenuhnya bahwa kemerdekaan ini adalah rahmat dari Allah. Maka mengisi kemerdekaan, seharusnya juga melanjutkan kesadaran itu dengan mengundang rahmat Allah berikutnya.

Bagaimana caranya? Dengan melakukan amal-amal yang mendatangkan rahmat Allah, juga berdoa memohon rahmat-Nya.

Di antaranya adalah membiasakan shalat berjamaah dan memakmurkan masjid. Termasuk juga sholat Jumat seperti sekarang ini. Setiap kali masuk masjid kita dianjurkan berdoa:

اللَّهُمَّ افْتَحْ لِى أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

Ya Allah, bukakanlah pintu-pintu rahmatMu untukku.” (HR. Muslim)

Masuk masjid dan memakmurkannya adalah amalan mendatangkan rahmat Allah. Saat masuk masjid kita juga memohon rahmat Allah. Hari ini kita sudah memiliki masjid yg mewah ini, maka mari kita makmurkan dgn berbagai kegiatan keagamaan shg masjid sebagai jantungnya masyarakat akan membawa menebar rahmat Allah.

Semoga dengan mengamalkan lima poin mensyukuri nikmat kemerdekaan ini, Allah melimpahkan rahmat dan berkah-Nya untuk negeri kita. Bangsa Indonesia. Menjadikan negeri ini penuh kebaikan dan keberkahan, serta mendapat ampunan-Nya. Baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafur

. أَقُوْلُ قَوْلِ هَذَا وَاسْتَغْفِرُوْاللَّهَ الْعَظِيْمِ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Sumber : https://bersamadakwah.net/khutbah-jumat-kemerdekaan/

Dengan sedikit tambahan ; by supriyanto