Jumat, 26 Mei 2017

RAJAB HIKMAH SHOLAT YANG BAIK DAN BENAR DAHSYAT

Khutbah Jumat  “HIKMAH SHOLAT YANG BAIK DAN BENAR”
Jumat, 14 April 2017, by Supriyanto – Masjid Nurul Qomar
================================================
Hadirin Sidang Jumat Rahimakumulllah
Kita bersyukur kepada Allah SWT bahwasanya pada kesempatan ini kita masih diberikan banyak nikmat yang tak terhingga yang apabila kita hitung sunguh kita tak akan mampu menghitung-hitungnya, sekalipun laut dijadikan tintanya, ranting-ranting dijadikan penanya niscaya tidak akan bisa menuliskanya. Hingga Allah SWT selalu menegur kita "Fabiayyi aalairabbikuma tukadziban..maka nikmat dari Tuhanmu yang mana lagi yang kalian dustakan"
Dengan diberikan kesempatan hidup sampai dengan hari ini berarti hakekatnya Allah SWT masih ingin agar kita bisa memperbaiki ibadah kita, pengabdian kita, ketaqwaan kita hanya kepada Allah SWT karena sesungguhnya orang yang paling mulia adalah orang yang bertaqwa di antara kita semua..

Hadirin Sidang Jumah Rahimakumullah...

Tidak terasa hari ini kita sudah berada di pertengahan bulan Rajab, dimana Rasulullah SAW pernah mengabarkan kepada kita bahwa Rajab itu adalah bulanku, Sya'ban adalah bulan Allah dan Ramadhan adalah bulan umatku. Hingga Rasulullah SAW berdoa "
“Allaahumma baariklanaa fii Rajaba wa Sya’baana wa ballighna Ramadhana.”
Yang artinya:
“Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban ini, dan sampaikanlah umur kami bertemu Ramadhan.”
Begitu mulianya bulan Rajab sampai Rasulullah SAW menyandingkan dengan bulan Sya'ban & bulan Ramadhan. Bahkan Allah SWT berfirmandalam surah At-Taubah 36 :

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa”.

Empat bulan haram yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah bulan Zulka’dah, Zulhijjah, Muharram dan rajab. Pada empat bulan ini dinamakan dengan haram karena padanya dilarang orang melakukan perbuatan aniaya dan peperangan, baik secara fisik memerangi orang atau non fisik dengan melakukan makar atau pembunuhan karakter dengan menyebarkan sebaran yang memuat kesesatan orang yang melakukan amalan bulan rajab.
Hadirin Sidang Jumah Rahimakumulllah
Suatu peristiwa besar yang terjadi pada bulan rajab adalah peristiwa isro' mi'raj nabi Muhammad SAW dimana beliau diperjalankan oleh Allah SWT dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa sampai Sidratul Muntaha bertemu dengan Allah untuk menerima sebuah perintah ibadah yaitu perinta sholat.
Bila perintah ibadah lainya seperti puasa, zakat, haji dan lainya disampaikan melalui malaikat Jibril as, namun perintah Sholat ini merupakan perintah istimewa karena langsung dipanggil oleh Allah SWT. Begitu istimewanya perintah sholat ini hingga dikatakan bahwa sholat merupakan barometer ibadah. Sampai Rasulullah SAW mengabarkan kepada kita bahwa "Amal pertama kali akan dihisab untuk seorang hamba di hari kiamat nanti adalah shalat. Maka apabila Shalatnya baik, maka baiklah seluruh amalnya. Dan jika sholatnya buruk, rusaklah semua amalnya. (HR. Thabrani).
Betapa hebatnya perintah sholat ini hingga dikatakan sebagai tolok ukur sebuah amalan, kalau baik sholatnya akan baik seluruh amalnya namun jika jelek sholatnya akan ruaklah seluruh amalanya. Pesan ini menyadarkan kepada kita untuk menjaga perinta Allah yang agung ini, namun lihat disekeliling kita betapa banyak orang yang menyia-nyiakan perintah ini. Sampai-sampai Imam Ghazali pernah bertanya kepada murid-muridnya. Wahai murid-murid ku apa di dunia ini yang paling ringan? Maka semua muridnya ada yg menjawab kapas, angin/udara, debu, daun dan lain sebagainya. Kata Imam Ghazali itu semua benar namun ketahuilah bahwa sesungguhnya di dunia ini yang paling ringan adalah meninggal kan sholat.. Astaghfirullah..
Betapa banyak orang yang masih mengaku sebagai muslim namun sudah banyak meninggalkan perintah sholat ini, padahal Allah SWT mengingatkan kepada kita
Wahai orang yang beriman janganlah hartamu dan anak-anakmu melalikan kamu dari mengingat Allah, jika kalian berbuat demikian sungguh kalian akan termasuk orang yang merugi. (Al-Munafiqun : 9)
Hanya karena sibuk dengan perdaganganya, sibuk dengan pertanianya, sibuk dengan bisnisnya, rela meninggalkan sholat. Padahal ketika maut itu tiba apapun yang kita sibukkan hari ini dari perniagaan kita, rumah kita, usaha kita semua akan kita tinggalkan.
Dan yang akan kita bawa hanya Iman dan amal Sholeh kita. Sebagaimana Allah SWT ingatkan dalam lanjutan ayat di atas :
Dan nafkahkanlah dari apa-apa rezeki yang telah dikaruniakan kepadamu sebelum datangnya maut yang sudah dekat. Dan Jika maut sudah mendekat maka ia akan berkata kembalikanlah kami ke dunia sebentar saja dan aku akan beriman dan beramal sholeh, Dan ketahuilah bahwa ketika maut datang tidak dapat ditunda barang sedetikpun, dan Allah Maha Mengetahui apa-apa yang engkau kerjakan. (Al-Munafiqun 10-11)
Oleh karena itu saudaraku janganlan sampai kita menyesal di akhir hidup kita karena menyia-nyiakan perintaah Allah SWT ini. Marilah kita perbaiki Iman dan Amal Sholeh kita karena amal in lah yang akan kita bawa sebagai bekal menuju kehadirat Allah SWT.
 Hadirin Sidang Jumah Rahimakumullah
Lalu sholat seperti apakah yang dimaksud seperti yang disampaikan oleh Rasulullah SAW tadi? Dalam Sabdanya yang lain rasulullah SAW mengatakan " Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat"

Naah bagaimana cara sholat nabi ini, setidaknya ada 3 ketertiban dalam perintah sholat :
1. Tertib Waktu "sebaik-baik amalan adalah sholat tepat pada waktunya"
    Betapa banyak kita melalaikan waktu sholat, kita ibaratkan kalau kita bekerja disebuah instansi pabrik ataupun kantor dimana kantor mulai kerjanya jam 8.00 maka biasanya sebelum jam 8.00 kita sudah berangkat bekerja sudah sampai ditempat kerja kita. Begitu disiplinya kita bahwkan hujan panaspun tidak menjadi penghalang karena kita tahu kalau kita terlambat maka resikonya kita akan kehilangan pekerjaan kita. Namun lihat bagaimana dengan perintah Allah Dzat yg menciptakan kita, yang memberikan kehidupan kepada kita, kita terlalu leha-leha bahkan menyepelekanya, Astaghfirullah..
2. Tertib Tempat "Sebaik tempat sholat 5 waktu adalah di masjid"
Tidak hanya awal waktu namun cara yang kedua yaitu tempatnya dimasjid, sebagaimana Allah berfirman dalam surah at-taubah 18 :
“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir.
Allah menyampaikan bahwa tanda jika kita termasuk orang yg beriman adalah kita senantiasa memakmurkan masjid, sekarang tengoklah keadaan di sekeliling kita, berlomba-lomba membangun masjid namun tidak berlomba memakmurkan masjid. Masjid hanya tinggal bangunan-bangunanya saja.
Padahal Rasulullah SAW menasehati kita bahwa 'berjalanya seorang hamba ke masjid untuk sholat berjamaah, satu langkah kaki mengangkat derajat dan satu langkah kaki mengurangi dosa-dosa kita" Apakah kita tidak memperhatikan  ini semua??
 3. Tertib cara "Berjamaah"
Rasulullah SAW memberikan nasehatnya lagi bahwa "Sholat berjamaah itu lebih baik 27 derajat dibandingkan sholat sendirian"
Sebagaimana orang yang beriman tentunya kita paham akan perintah ini. Kalau untuk ursan dunia saja kita selalu ingin untung yang besar bagaimana dengan urusan akherat??  Hari ini kita begitu menyia-nyiakan perintah ini, padahal dalam berbagai riwayat Rasululah SAW dan para sahabat ra senantiasa menjaga sholat berjamaah. Bahkan ada seorang buta yg rumahnya jauh dari masjid meminta keringanan untuk sholat dirumah sendiri, namun rasulullah bertanya "apakah engkau mendengar adzan? maka dia menjawab, mendengar ya rasullullah, maka penuhilah adzan itu. Subhanallah..
Sekarang lihatlah kita, saat ini kita diberikan berbagai nikmat sehat, mata masih bisa melihat, kaki masih bisa berjalan tapi betapa banyak nikmat yang kita sia-siakan ini, padahal Allah SWT telah menegur banyak sekali dalam Alquan diantaranya "Tsuma latus alunna yaumaidzin anin naiim...."pada hari itu semua nikmat akan diminta pertanggung jawabanya" apakah kita siap mempertanggung jawabankan nikmat2 kita di sisi Allah SWT?
 Hadirin sidang Jumah Rahimakumullah..
Mari kita renungkan sabda Rasulullah SAW mengenai pentingnya menjaga kualitas sholat :
“Dari Anas ra. Nabi SAW bersabda : Barangsiapa shalat lima kali pada waktunya dan menyempurnakan wudhunya, dan menyempurnakan berdirinya, khusyu’nya, rukuknya, dan sujudnya, maka shalat (seperti ini) menjadi putih lagi bersinar, dan shalat itu akan berdoa, ‘Semoga Allah Subhaanahu wata’ala menjagamu sebagaimana engkau menjagaku.’ Dan barangsiapa shalat tidak pada waktunya, tidak menyempurnakan wudhunya, tidak menyempurnakan khusyu’nya, rukuknya, dan sujudnya, maka shalat (seperti ini) menjadi hitam lagi gelap, dan shalat itu akan berdoa keburukan, ‘Semoga Allah Subhaanahu wata’ala menyia-nyiakanmu sebagaimana kamu telah menyia-nyiakanku.’ Sehingga jika shalat itu telah sampai di tempat yang dikehendaki oleh Allah Subhaanahu wata’ala, shalat itu akan dilipat seperti kain buruk, lalu dilemparkan ke muka orang yang shalat tersebut.” (H.R. Thabarani, dari Kitab At-Targhib)
Hadits diatas mengingatkan dengan keras kepada kita semua bahwasanya Sholat yang dikerjakan dengan baik dan benar akan mendoakan kita doa kebaikan disisi Allah SWT, demikian pula sholat yang dilakukan dengan asal-asalan dan tidak tertib/buruk maka sholatpun akan mendoakan keburukan juga bali pelakunya, Dalam hadits lain Nabi SAW bersabda Betapa banyak orang yg puasa tapi hanya mendapatkan lapar dan dahaga dan berapa banyak orang yg sholat hanya mendapatkan lelah dan kantuk”  Oleh karena itu marilah kita koreksi kembali kualitas ibadah kita di sisi Allah SWT, apakah kitaa sudah bersungguh-sungguh ataukah kita masih main-main. Dengan sholat yang benar sesuai dengan contoh dari nabi kita berharap ini akan menjadikan pelakunya tercegah dari berbuatan keji dan munkar selamat dunia hingga akherat. Dengan masih diberikan waktu sampai dengan hari ini marilah kita instrospeksi diri sebelum kita dipanggil Illahi Rabbi..
Barakallahu..
terima kasih
Salam,

Mas Priyanto (pintulangit@gmail.com)

SUKSES MENYAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN YANG BERMAKNA

KHUTBAH MENYAMBUT RAMADHAN 1438H
26-5-2017 – Masjid Nurul Qomar – PCH-SUPRIYANTO

Segala puji hanyalah bagi Allah semata, sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada nabi junjungan kita : Muhammad SAW, yang senantiasa kita harap syafaatnya pada hari kiamat kelak. Begitu pula kepada para sahabat dan keluarga beliau yang mulia, serta seluruh pengikut risalahnya hingga akhir nanti.
Ma’asyirol Muslimin yang dirahmati Allah
Pada kesempatan khutbah kali ini, khatib berwasiat untuk diri khatib secara pribadi dan para jama’ah sekalian untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah di mana saja kita berada dengan berupaya semaksimal mungkin mengerjakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Karena tidak ada bekal terbaik di hari kiamat kelak yang membuat kita mulia di sisiNya melainkan dengan taqwa. Karena tidak ada yang mampu menjadi tameng kita dari adzab dan api neraka-Nya melainkan adalah taqwa yang kita miliki.
Allah Ta’ala berfirman,
(2:وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى البقرة:197)
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa.” (QS. al-Baqarah:197)
Dan Rasulullah bersabda,
اِتَّقِ اللهَ حَيْثمُاَ كُنْتَ وَأَتبِْعِ السَّيِّئَةَ اْلحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلقٍُ حَسَنٍ (رَوَاهُ التِّرْمِذِي)
“Bertakwalah kamu di mana saja kamu berada, dan iringilah perbuatan burukmu dengan kebaikan niscaya ia akan menghapuskannya, serta pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik”. (HR. at-Tirmidzi, dengan sanad hasan shahih).
Maasyiral Muslimin rahimakumullah...
Sebentar lagi kita akan memasuki bulan Suci Ramadhan, bulan yang penuh dengan keberkahan, maghfirah, bulan penuh dengan pahala dan bulan dimana pintu-pintu surga dibuka lebar dan pintu-pintu neraka ditutup rapat dan setan-setan dibelenggu. Bula ramadhan Bulan mulia bulan kompetisi menggapai prestasi ridho Illahi
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah memberi kabar gembira kepada para sahabatnya dengan bersabda:
قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ, شَهْرٌ مُبَارَكٌ, كَتَبَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ, فِيْهِ تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةُ وَتُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلُّ فِيْهِ الشَّيَاطِيْنُ. فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ. مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ.
“Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa di dalamnya; pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat; juga terdapat dalam bulan ini malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang tidak memperoleh kebaikannya, maka ia tidak memperoleh apa-apa.” [HR. Ahmad dan an-Nasa`i. Dishahihkan Syaikh Albani]
Di akhir hadist ini Rasulullah mewasiati sahabatnya dan kaum muslimin seluruhnya, bahwa barangsiapa terhalang dari kebaikan dalam bulan Ramadhan, baik karena lalai maupun enggan, sesungguhnya ia telah terhalang dari kebaikan. Orang seperti itu adalah orang yang menyia-yiakan kesempatan emas untuk beramal kebaikan.
Sesungguhnya bulan Ramadhan yang mulia ini akan terasa begitu singkat. Hari-harinya akan berlalu begitu cepat, meninggalkan kita penuh penyesalan jika tidak segera tersadar untuk mengisinya dengan berbagai kebaikan. Isyarat begitu dalam tentang hari-hari Ramadhan kita dapatkan setelah ayat perintah kewajiban berpuasa, dimana Allah SWT berfirman  :" Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu “ (QS Baqoroh 183-184)
Hanya beberapa hari tertentu saja, karena ia tidak akan lebih dari 29 atau 30 hari. Karenanya, tanpa mengetahui seluk beluk dan keutamaan ragam amal dalam Ramadhan, bisa jadi Ramadhan yang singkat akan benar-benar berlalu begitu saja, nyaris tanpa amal dan kenangan yang berarti. Naudzubillah tsumma naudzu billah ….

Kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT ….
Setidaknya ada beberapa sukses Ramadhan, yang jika kita menjalankannya dengan baik , insya Allah akan menjadikan Ramadhan kita lebih berharga, lebih terasa, dan lebih berkah insya Allah. Dengan lima hal tersebut, kita bisa meniti hari-hari Ramadhan dengan dipenuhi amal yang baik dan disyariatkan. Adapun lima hal tersebut adalah :

Pertama : Menghayati Hikmah dan Manfaat Puasa bagi Kita
Jika seorang memahami maksud, hikmah dan manfaat dari apa yang dilakukan, maka tentulah ia akan menjalankannya dengan ringan dan senang hati. Maka begitu pula seorang yang berpuasa, ketika ia benar-benar mampu menghayati hikmah puasa, maka ibadah yang terlihat berat ini akan dijalani dengan penuh kekhusyukan dan hati yang ringan. Diantara hikmah puasa antara lain adalah : Menjadi madrasah ketakwaan dalam diri kita, sebagaimana isyarat Al-Quran ketika berbicara kewajiban puasa, yaitu la’allakum tattaqun .. agar supaya engkau bertakwa. Hikmah puasa yang lain adalah menggugurkan dosa-dosa kita yang terdahulu, sebagaimana disebutkan dalam banyak riwayat seputar keutamaan ibadah puasa Ramadhan.  Hikmah puasa berikutnya tentu saja menjadikan kemuliaan tersendiri bagi yang menjalaninya saat hari kiamat nanti. Jangankan amal ibadahnya, bahkan bau mulut orang yang berpuasa pun menjadi tanda kemuliaan tersendiri di akhirat nanti.
Subhanallah,
Rasulullah SAW bersabda :

لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“ Sungguh bau mulut orang yang berpuasa, lebih wangi di sisi Allah SWT dari aroma kesturi “ (HR Bukhori).
Dengan memahami hikmah puasa yang begitu besar dan mulia bagi diri kita, maka insya Allah membuat kita lebih semangat dalam menjalani hari-hari Ramadhan kita.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT ….
Adapun langkah sukses Ramadhan yang
Kedua adalah  : Mengetahui fiqh dan aturan-aturan dalam Ibadah Puasa.  Dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda :“seorang faqih (ahli ilmu agama) lebih ditakuti syetan dari pada seribu ahli ibadah (tanpa ilmu) “. (HR Ibnu Majah).
Hadits diatas menegaskan kepada kita tentang urgensinya beribadah dengan ilmu. Bahkan salah satu syarat diterimanya ibadah adalah ittiba atau sesaui aturan dan sunnah Rasulullah SAW.  Dalam kaitannya dengan puasa, sungguh ibadah ini mempunyai kekhususan dalam aturan fiqhnya yang berbeda dengan lainnya. Para ulama pun menjadikan bab puasa sebagai pembahasan khusus dalam kitab fiqhnya. Kita perlu mengkaji ulang, bertanya dan mempelajari apa-apa yang belum sepenuhnya kita yakini atau kita ketahui. Agar kita mampu menjalani ibadah ini dengan baik tanpa keraguan sedikitpun. Hal yang penting kita ketahui utamanya tentang apa-apa yang dibolehkan, apa-apa yang membatalkan, siapa saja yang boleh berbuka dan apa konsekuensinya. Mari kita sempatkan dalam hari-hari  ini untuk kembali mengkaji fiqh seputar puasa. Tidak ada kata terlambat untuk sebuah ilmu ibadah yang mulia. 

Langkah Ketiga : Menjaga Puasa kita agar tetap utuh pahalanya
Yang dimaksud menjaga puasa kita adalah upaya untuk menjadikan pahala puasa kita utuh. Dua cara yang harus kita lakukan dalam kaitannya dengan hal ini, yaitu menjalani sunnah-sunnah puasa, serta menjauhi hal-hal yang bisa mengurangi pahala dan hikmah puasa. Adapun sunnah-sunnah puasa, antara lain adalah mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka. Sunnah yang sederhana ini adalah bagian dari kemudahan dan keindahan syariat Islam. Kita diminta mengakhirkan sahur, sebagai persiapan untuk menjalani puasa seharian. Begitu pula kita diminta menyegerakan berbuka, sebagai kebutuhan fitrah manusia yang harus diperhatikan. Sunnah puasa lainnya adalah dengan berdoa sebelum dan saat berbuka, serta berbuka dengan seteguk air. Semoga sunnah yang sederhana ini bisa kita lakukan untuk mengoptimalkan pahala puasa kita.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT ….
Menjaga puasa juga dengan menjauhi segala sikap dan tindakan yang akan mengurangi keberkahan puasa kita, seperti : marah tiada guna, emosional, berdusta dalam perkataan, ghibah, maupun kemaksiatan secara umum. Hal-hal semacam di atas, selain dilarang secara umum bagi seorang muslim, juga akan mempengaruhi kualitas puasanya di hadapan Allah SWT. Jauh-jauh hari Rasulullah SAW telah mengingatkan kepada kita :
رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوعُ ، وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلاَّ السَّهَرُ.
Betapa Banyak Orang berpuasa tapi tidak mendapat (pahala) apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar, dan betapa banyak orang yang sholat malam (tarawih) tapi tidak mendapatkan apa-apa selain kantuk dan lelah saja (HR An-NAsai)
Barangsiapa yang tidak meninggalkan perbuatan dan perkataan dusta maka Allah tidak butuh puasanya (Hr. Bukhori)
Mari kita mengambil pelajaran dari hadits di atas, untuk kemudian meniti hari-hari ramadhan kita dengan penuh kehati-hatian dan perhitungan. Siapapun kita tidak akan pernah rela jika hanya mendapat lapar dahaga saja di bulan mulia ini.


Keempat : Menghias Puasa kita dengan Ragam Amal yang disyariatkan dalam Ramadhan
Sesungguhnya ibadah dalam bulan Ramadhan bukan hanya puasa saja. Tetapi banyak ragam ibadah yang juga disyariatkan dalam bulan penuh berkah ini. Mari kita menghias Ramadhan dengan ibadah-ibadah mulia tersebut, agar ramadhan sebagai madrasah ketakwaan benar-benar hadir dalam hidup kita. Rasulullah SAW telah memberikan contoh pada kita bagaimana beliau menghias hati-hati Ramadhannya dengan : Tadarus Tilawah, memperbanyak sedekah, sholat tarawih, memberi hidangan berbuka, bahkan juga I’tikaf di masjid pada sepuluh hari yang terakhir. Jika kita ingin merasakan Ramadhan yang berbeda dan begitu bermakna, tentu menjadi penting bagi kita untuk menghias Ramadhan kita dengan amal ibadah tersebut. Keberkahan Ramadhan akan begitu terasa paripurna dalam hati kita. Amin Allahumma Amiin …

Kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT ….
Langkah sukses yang terakhir atau kelima adalah :  Mempertahankan atau menjaga semua amal dengan istiqomah hingga akhir Ramadhan.
Bulan ramdhan dipenuhi banyak amalan yang sungguh akan melelahkan sebagian besar orang. Karenanya kita sering menjadi saksi bagaimana kaum muslimin ‘berguguran’ dalam perlombaan Ramadhan ini sebelum mencapai garis finishnya. Sholat tarawih di masjid mulai menyusut sedikit demi sedikit seiring berlalunya hari-hari awal Ramadhan. Karenanya, merupakan hal yang tidak bisa dibantah adalah jika kesuksesan Ramadhan bergantung dari keistiqomahan kita menjalani semua kebaikan di dalamnya hingga akhir Ramadhan tiba. Syariat kita yang indah pun seolah memberikan motivasi di ujung ramadhan, agar kita bertambah semangat dalam beribadah, yaitu dengan menurunkan malam lailatul qadar yang mulia. Rasulullah SAW pun menjalankan I’tikaf untuk menutup bulan keberkahan ini. Beliau juga bersungguh-sungguh di penghujung Ramadhan. Aisyah menceritakan kepada kita :
كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

adalah Nabi SAW ketika masuk sepuluh hari yang terakhir (Romadhon), menghidupkan malam, membangunkan istrinya, dan mengikat sarungnya (HR Bukhori dan Muslim)

Akhirnya, marilah kita berusaha
semaksimal mungkin menyambut dan menjalankan kunci sukses Ramadhan di atas, agar usaha kita menjadi pribadi-pribadi yang bertaqwa, aamiin ya rabbal ‘alamiin  Semoga Allah SWT memudahkan dan memberikan kekuatan kepada kita … Barakallahu...

Jumat, 17 Februari 2017

MUSAFIR YANG CERDAS - RENUNGAN QALBU

“MUSAFIR YANG CERDAS”  
Masjid Nurul Qomar Puri Cilegon Hijau( Jum’at : 17-02-2017)


Maasyiral muslimun sidang jumah rahimakumullah

Tak terasa hari berganti waktu berlalu tahu-tahu sudah hari jumat lagi seolah baru kemaren kita berada di hari senin sekarang sudah hari jumat lagi. Hidup adalah suatu perjalanan yang panjang dari fase-fase kehidupan yang semuanya akan kita lalui. Sebagaimana halnya kita akan pergi suatu tempat pasti kita akan mempersiapkan bekal jauh hari sebelumnya, bahkan bisa berminggu minggu atau berbulan-bulan kita sudah menyiapkannya. Namun sadarkah kita bahwasanya ada sebuah perjalanan panjang yang kita akan tuju yaitu akheratnya Allah SWT, sudahkah kita memiliki bekal yang cukup apabila jemputan itu datang?

Sidang jumah rahimakumullah

Ada sebuah nasehat yang diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiallohu ‘anhuma beliau berkata: Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam pernah memegang kedua pundakku seraya bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir.” Ibnu Umar berkata: “Jika engkau berada di sore hari jangan menunggu datangnya pagi dan jika engkau berada pada waktu pagi hari jangan menunggu datangnya sore. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakit dan masa hidupmu sebelum mati.” (HR. Bukhori)

Sidang jumah rahimakumullah…

Sebuah renungan hikmah untuk kita simak bersama…

Suatu Hari Seorang musafir lewat di suatu kampung. Ia melihat penduduk kampung lagi berkumpul ramai sekali.
Mereka sepertinya lagi mengadakan musyawarah besar.
Setelah mencari tahu, ternyata penduduk kampung itu lagi membicarakan siapa yang Bersedia mau menjadi ketua kampung.
Ia menjadi heran, kenapa orang-orang ini justru mencari siapa yang mau menjadi pemimpin, karena menurut kebiasaan, orang malah rebutan untuk jadi pemimpin.

Rupanya ada suatu tradisi aneh di kampung itu. Setiap seorang pemimpin Yang Telah selesai menjalankan tugas, ia akan dibuang ke suatu tempat yang sangat berbahaya.
Di padang pasir yang dipenuhi binatang buas dan berbisa.
Setiap orang yang masuk ke sana mustahil bisa keluar lagi dengan selamat.

Setelah berpikir sejenak ia menawarkan diri untuk jadi pemimpin di kampung itu.
Tentu saja penduduk kampung menjadi heran sekaligus senang. Dengan penuh yakin ia menanda tangani perjanjian untuk menjadi pemimpin dan siap dibuang setelah 10 tahun menjalankan tugas.


*Namun musafir ini ternyata seorang yang sangat cerdas.*
Pantas sekali ia berani menawarkan diri jadi pemimpin negeri itu.

*Di tahun pertama dan kedua* _ia mengumpulkan dana yang sangat besar._

*Pada tahun ketiga* _ia menugaskan orang untuk membuat jalan ke padang pasir tempat yang akan dijadikan tempat pembuangannya._


*Tahun keempat* _ia membersihkan tempat itu dari binatang buas dan berbisa._

*Tahun kelima* _ia memerintahkan orang untuk mengalirkan air dan 
menanaminya dengan berbagai macam tumbuh-tumbuhan._


*Tahun keenam sampai kedelapan* _ia menyulap daerah itu menjadi kota yang sangat megah dan membuat istana yang indah untuk tempat ia ketika dibuang nanti._


*Akhirnya pada tahun kesembilan* _ia justru merindukan jabatannya segera berakhir, karena ia tidak sabaran lagi untuk menempati rumah masa depannya._


*Itulah gambaran dunia dan akhirat bagi orang yang sadar.*


Ada orang yang merasa cemas akan kematian karena ia membiarkan rumah masa depannya dipenuhi binatang buas dan berbisa. 


Rumahnya hancur berantakan, bahkan dipenuhi api.


_Tapi bila kita persiapkan dengan segala amal shaleh, justru akan membuat kerinduan untuk segera menuju ke sana._


Ia malah merasa asing dan tidak betah di dunia yang fana ini, karena berharap segera menempati kampung nan indah di seberang sana.


*Orang yang cerdas adalah yang mempersiapkan diri untuk kehidupan akherat yang tiada berakhir.*

_Dan orang yang teramat bodoh adalah orang yang mengorbankan kehidupan yang abadi demi kesenangan di dunia yang hanya sekejap._

*Jadilah orang yang cerdas!*

Manfaatkan *hari ini* untuk menyiapkan sesuatu yang lebih baik buat di sana_...


Ingatlah akan nasehat-nasehat ini :

Firman Allah SWT :

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis eras, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (Surga). (QS. 3:14) 


Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran: 185)

SabdaNabi Muhammad SAW : 

Ibnu Umar radhiyallaahu ‘anhuma berkata, “Suatu hari aku duduk bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datang seorang lelaki dari kalangan Anshar, kemudian ia mengucapkan salam kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang mukmin yang paling utama?’ Rasulullah menjawab, ‘Yang paling baik akhlaqnya’.Kemudian ia bertanya lagi, ‘Siapakah orang mukmin yang paling cerdas?’. Beliau menjawab, ‘Yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut, itulah orang yang paling cerdas.’ (HR. Ibnu Majah, Thabrani, dan Al Haitsamiy. Syaikh Al Albaniy dalam Shahih Ibnu Majah)


 “Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang umurnya dan baik amalannya” (HR Tirmidzi).
 Jabir Ra. berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR Ahmad, Thabrani, dan Daruqutni).


Mari jadi orang yang baik dan cerdas yang selalu memersiapkan bekal hidup kita, agar bahagia selamat dunia maupun akherat. Amiin yaa rabbal ‘alamiin..


Barakallahu….