KHUTBAH MENYAMBUT RAMADHAN 1438H
26-5-2017 – Masjid
Nurul Qomar – PCH-SUPRIYANTO
Segala puji
hanyalah bagi Allah semata, sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada
nabi junjungan kita : Muhammad SAW, yang senantiasa kita harap syafaatnya pada
hari kiamat kelak. Begitu pula kepada para sahabat dan keluarga beliau yang
mulia, serta seluruh pengikut risalahnya hingga akhir nanti.
Ma’asyirol Muslimin yang dirahmati Allah
Pada kesempatan khutbah kali ini, khatib berwasiat
untuk diri khatib secara pribadi dan para jama’ah sekalian untuk senantiasa
bertaqwa kepada Allah di mana saja kita berada dengan berupaya semaksimal
mungkin mengerjakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Karena tidak ada bekal terbaik di hari kiamat kelak yang membuat kita mulia di
sisiNya melainkan dengan taqwa. Karena tidak ada yang mampu menjadi tameng kita
dari adzab dan api neraka-Nya melainkan adalah taqwa yang kita miliki.
Allah Ta’ala berfirman,
(2:وَتَزَوَّدُوا
فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى البقرة:197)
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik
bekal adalah taqwa.” (QS. al-Baqarah:197)
Dan Rasulullah bersabda,
اِتَّقِ اللهَ حَيْثمُاَ
كُنْتَ وَأَتبِْعِ السَّيِّئَةَ اْلحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ
بِخُلقٍُ حَسَنٍ (رَوَاهُ التِّرْمِذِي)
“Bertakwalah kamu di mana saja kamu berada,
dan iringilah perbuatan burukmu dengan kebaikan niscaya ia akan menghapuskannya,
serta pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik”. (HR. at-Tirmidzi, dengan
sanad hasan shahih).
Maasyiral
Muslimin rahimakumullah...
Sebentar lagi
kita akan memasuki bulan Suci Ramadhan, bulan yang penuh dengan keberkahan,
maghfirah, bulan penuh dengan pahala dan bulan dimana pintu-pintu surga dibuka
lebar dan pintu-pintu neraka ditutup rapat dan setan-setan dibelenggu. Bula
ramadhan Bulan mulia bulan kompetisi menggapai prestasi ridho Illahi
Dari Abu
Hurairah, ia berkata, Rasulullah memberi kabar gembira kepada para sahabatnya
dengan bersabda:
قَدْ
جَاءَكُمْ رَمَضَانُ, شَهْرٌ مُبَارَكٌ, كَتَبَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ,
فِيْهِ تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةُ وَتُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَحِيْمِ
وَتُغَلُّ فِيْهِ الشَّيَاطِيْنُ. فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ.
مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ.
“Telah
datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu
puasa di dalamnya; pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka
ditutup dan para setan diikat; juga terdapat dalam bulan ini malam yang lebih
baik dari seribu bulan, barangsiapa yang tidak memperoleh kebaikannya, maka
ia tidak memperoleh apa-apa.” [HR. Ahmad dan an-Nasa`i. Dishahihkan Syaikh
Albani]
Di akhir hadist ini Rasulullah mewasiati
sahabatnya dan kaum muslimin seluruhnya, bahwa barangsiapa terhalang dari
kebaikan dalam bulan Ramadhan, baik karena lalai maupun enggan, sesungguhnya ia
telah terhalang dari kebaikan. Orang seperti itu adalah orang yang
menyia-yiakan kesempatan emas untuk beramal kebaikan.
Sesungguhnya bulan Ramadhan yang mulia ini akan terasa
begitu singkat. Hari-harinya akan berlalu begitu cepat, meninggalkan kita penuh
penyesalan jika tidak segera tersadar untuk mengisinya dengan berbagai
kebaikan. Isyarat begitu dalam tentang hari-hari Ramadhan kita dapatkan setelah
ayat perintah kewajiban berpuasa, dimana Allah SWT berfirman :" Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari
yang tertentu “ (QS Baqoroh 183-184)
Hanya beberapa hari tertentu saja, karena ia tidak akan
lebih dari 29 atau 30 hari. Karenanya, tanpa mengetahui seluk beluk dan
keutamaan ragam amal dalam Ramadhan, bisa jadi Ramadhan yang singkat akan
benar-benar berlalu begitu saja, nyaris tanpa amal dan kenangan yang berarti.
Naudzubillah tsumma naudzu billah ….
Kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT ….
Setidaknya ada beberapa sukses Ramadhan, yang jika kita
menjalankannya dengan baik , insya Allah akan menjadikan Ramadhan kita lebih
berharga, lebih terasa, dan lebih berkah insya Allah. Dengan lima hal tersebut,
kita bisa meniti hari-hari Ramadhan dengan dipenuhi amal yang baik dan
disyariatkan. Adapun lima hal tersebut adalah :
Pertama : Menghayati Hikmah dan Manfaat Puasa bagi Kita
Jika seorang memahami maksud, hikmah dan manfaat dari apa
yang dilakukan, maka tentulah ia akan menjalankannya dengan ringan dan senang
hati. Maka begitu pula seorang yang berpuasa, ketika ia benar-benar mampu
menghayati hikmah puasa, maka ibadah yang terlihat berat ini akan dijalani
dengan penuh kekhusyukan dan hati yang ringan. Diantara hikmah puasa antara
lain adalah : Menjadi madrasah ketakwaan dalam diri kita, sebagaimana
isyarat Al-Quran ketika berbicara kewajiban puasa, yaitu la’allakum tattaqun ..
agar supaya engkau bertakwa. Hikmah puasa yang lain adalah menggugurkan
dosa-dosa kita yang terdahulu, sebagaimana disebutkan dalam banyak riwayat
seputar keutamaan ibadah puasa Ramadhan. Hikmah puasa berikutnya tentu
saja menjadikan kemuliaan tersendiri bagi yang menjalaninya saat hari kiamat
nanti. Jangankan amal ibadahnya, bahkan bau mulut orang yang berpuasa pun
menjadi tanda kemuliaan tersendiri di akhirat nanti.
Subhanallah,
Rasulullah SAW bersabda :
Rasulullah SAW bersabda :
لَخُلُوفُ فَمِ
الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“ Sungguh bau
mulut orang yang berpuasa, lebih wangi di sisi Allah SWT dari aroma kesturi “
(HR Bukhori).
Dengan memahami hikmah puasa yang begitu besar dan mulia bagi diri kita,
maka insya Allah membuat kita lebih semangat dalam menjalani hari-hari Ramadhan
kita.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT ….
Adapun langkah sukses Ramadhan yang
Adapun langkah sukses Ramadhan yang
Kedua adalah :
Mengetahui fiqh dan aturan-aturan dalam Ibadah Puasa.
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda :“seorang faqih (ahli ilmu agama)
lebih ditakuti syetan dari pada seribu ahli ibadah (tanpa ilmu) “. (HR Ibnu
Majah).
Hadits diatas menegaskan kepada kita tentang urgensinya beribadah dengan ilmu. Bahkan salah satu syarat diterimanya ibadah adalah ittiba atau sesaui aturan dan sunnah Rasulullah SAW. Dalam kaitannya dengan puasa, sungguh ibadah ini mempunyai kekhususan dalam aturan fiqhnya yang berbeda dengan lainnya. Para ulama pun menjadikan bab puasa sebagai pembahasan khusus dalam kitab fiqhnya. Kita perlu mengkaji ulang, bertanya dan mempelajari apa-apa yang belum sepenuhnya kita yakini atau kita ketahui. Agar kita mampu menjalani ibadah ini dengan baik tanpa keraguan sedikitpun. Hal yang penting kita ketahui utamanya tentang apa-apa yang dibolehkan, apa-apa yang membatalkan, siapa saja yang boleh berbuka dan apa konsekuensinya. Mari kita sempatkan dalam hari-hari ini untuk kembali mengkaji fiqh seputar puasa. Tidak ada kata terlambat untuk sebuah ilmu ibadah yang mulia.
Langkah Ketiga : Menjaga Puasa kita agar tetap utuh pahalanya
Yang dimaksud menjaga puasa kita adalah upaya untuk menjadikan pahala puasa kita utuh. Dua cara yang harus kita lakukan dalam kaitannya dengan hal ini, yaitu menjalani sunnah-sunnah puasa, serta menjauhi hal-hal yang bisa mengurangi pahala dan hikmah puasa. Adapun sunnah-sunnah puasa, antara lain adalah mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka. Sunnah yang sederhana ini adalah bagian dari kemudahan dan keindahan syariat Islam. Kita diminta mengakhirkan sahur, sebagai persiapan untuk menjalani puasa seharian. Begitu pula kita diminta menyegerakan berbuka, sebagai kebutuhan fitrah manusia yang harus diperhatikan. Sunnah puasa lainnya adalah dengan berdoa sebelum dan saat berbuka, serta berbuka dengan seteguk air. Semoga sunnah yang sederhana ini bisa kita lakukan untuk mengoptimalkan pahala puasa kita.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT ….
Hadits diatas menegaskan kepada kita tentang urgensinya beribadah dengan ilmu. Bahkan salah satu syarat diterimanya ibadah adalah ittiba atau sesaui aturan dan sunnah Rasulullah SAW. Dalam kaitannya dengan puasa, sungguh ibadah ini mempunyai kekhususan dalam aturan fiqhnya yang berbeda dengan lainnya. Para ulama pun menjadikan bab puasa sebagai pembahasan khusus dalam kitab fiqhnya. Kita perlu mengkaji ulang, bertanya dan mempelajari apa-apa yang belum sepenuhnya kita yakini atau kita ketahui. Agar kita mampu menjalani ibadah ini dengan baik tanpa keraguan sedikitpun. Hal yang penting kita ketahui utamanya tentang apa-apa yang dibolehkan, apa-apa yang membatalkan, siapa saja yang boleh berbuka dan apa konsekuensinya. Mari kita sempatkan dalam hari-hari ini untuk kembali mengkaji fiqh seputar puasa. Tidak ada kata terlambat untuk sebuah ilmu ibadah yang mulia.
Langkah Ketiga : Menjaga Puasa kita agar tetap utuh pahalanya
Yang dimaksud menjaga puasa kita adalah upaya untuk menjadikan pahala puasa kita utuh. Dua cara yang harus kita lakukan dalam kaitannya dengan hal ini, yaitu menjalani sunnah-sunnah puasa, serta menjauhi hal-hal yang bisa mengurangi pahala dan hikmah puasa. Adapun sunnah-sunnah puasa, antara lain adalah mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka. Sunnah yang sederhana ini adalah bagian dari kemudahan dan keindahan syariat Islam. Kita diminta mengakhirkan sahur, sebagai persiapan untuk menjalani puasa seharian. Begitu pula kita diminta menyegerakan berbuka, sebagai kebutuhan fitrah manusia yang harus diperhatikan. Sunnah puasa lainnya adalah dengan berdoa sebelum dan saat berbuka, serta berbuka dengan seteguk air. Semoga sunnah yang sederhana ini bisa kita lakukan untuk mengoptimalkan pahala puasa kita.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT ….
Menjaga puasa juga dengan menjauhi segala sikap dan tindakan yang akan
mengurangi keberkahan puasa kita, seperti : marah tiada guna, emosional,
berdusta dalam perkataan, ghibah, maupun kemaksiatan secara umum. Hal-hal
semacam di atas, selain dilarang secara umum bagi seorang muslim, juga akan
mempengaruhi kualitas puasanya di hadapan Allah SWT. Jauh-jauh hari Rasulullah
SAW telah mengingatkan kepada kita :
رُبَّ صَائِمٍ
لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوعُ ، وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ
قِيَامِهِ إِلاَّ السَّهَرُ.
Betapa Banyak Orang berpuasa tapi tidak
mendapat (pahala) apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar, dan betapa banyak
orang yang sholat malam (tarawih) tapi tidak mendapatkan apa-apa selain kantuk dan
lelah saja (HR An-NAsai)
Barangsiapa yang tidak meninggalkan perbuatan dan perkataan dusta maka Allah tidak butuh puasanya (Hr. Bukhori)
Mari kita mengambil pelajaran dari hadits di atas, untuk kemudian meniti hari-hari ramadhan kita dengan penuh kehati-hatian dan perhitungan. Siapapun kita tidak akan pernah rela jika hanya mendapat lapar dahaga saja di bulan mulia ini.
Keempat : Menghias Puasa kita dengan Ragam Amal yang disyariatkan dalam Ramadhan
Barangsiapa yang tidak meninggalkan perbuatan dan perkataan dusta maka Allah tidak butuh puasanya (Hr. Bukhori)
Mari kita mengambil pelajaran dari hadits di atas, untuk kemudian meniti hari-hari ramadhan kita dengan penuh kehati-hatian dan perhitungan. Siapapun kita tidak akan pernah rela jika hanya mendapat lapar dahaga saja di bulan mulia ini.
Keempat : Menghias Puasa kita dengan Ragam Amal yang disyariatkan dalam Ramadhan
Sesungguhnya
ibadah dalam bulan Ramadhan bukan hanya puasa saja. Tetapi banyak ragam ibadah
yang juga disyariatkan dalam bulan penuh berkah ini. Mari kita menghias
Ramadhan dengan ibadah-ibadah mulia tersebut, agar ramadhan sebagai madrasah
ketakwaan benar-benar hadir dalam hidup kita. Rasulullah SAW telah memberikan
contoh pada kita bagaimana beliau menghias hati-hati Ramadhannya dengan :
Tadarus Tilawah, memperbanyak sedekah, sholat tarawih, memberi hidangan
berbuka, bahkan juga I’tikaf di masjid pada sepuluh hari yang terakhir. Jika
kita ingin merasakan Ramadhan yang berbeda dan begitu bermakna, tentu menjadi
penting bagi kita untuk menghias Ramadhan kita dengan amal ibadah tersebut.
Keberkahan Ramadhan akan begitu terasa paripurna dalam hati kita. Amin
Allahumma Amiin …
Kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT ….
Langkah sukses yang terakhir atau kelima adalah : Mempertahankan atau menjaga semua amal dengan istiqomah hingga akhir Ramadhan.
Bulan ramdhan dipenuhi banyak amalan yang sungguh akan melelahkan sebagian besar orang. Karenanya kita sering menjadi saksi bagaimana kaum muslimin ‘berguguran’ dalam perlombaan Ramadhan ini sebelum mencapai garis finishnya. Sholat tarawih di masjid mulai menyusut sedikit demi sedikit seiring berlalunya hari-hari awal Ramadhan. Karenanya, merupakan hal yang tidak bisa dibantah adalah jika kesuksesan Ramadhan bergantung dari keistiqomahan kita menjalani semua kebaikan di dalamnya hingga akhir Ramadhan tiba. Syariat kita yang indah pun seolah memberikan motivasi di ujung ramadhan, agar kita bertambah semangat dalam beribadah, yaitu dengan menurunkan malam lailatul qadar yang mulia. Rasulullah SAW pun menjalankan I’tikaf untuk menutup bulan keberkahan ini. Beliau juga bersungguh-sungguh di penghujung Ramadhan. Aisyah menceritakan kepada kita :
Kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT ….
Langkah sukses yang terakhir atau kelima adalah : Mempertahankan atau menjaga semua amal dengan istiqomah hingga akhir Ramadhan.
Bulan ramdhan dipenuhi banyak amalan yang sungguh akan melelahkan sebagian besar orang. Karenanya kita sering menjadi saksi bagaimana kaum muslimin ‘berguguran’ dalam perlombaan Ramadhan ini sebelum mencapai garis finishnya. Sholat tarawih di masjid mulai menyusut sedikit demi sedikit seiring berlalunya hari-hari awal Ramadhan. Karenanya, merupakan hal yang tidak bisa dibantah adalah jika kesuksesan Ramadhan bergantung dari keistiqomahan kita menjalani semua kebaikan di dalamnya hingga akhir Ramadhan tiba. Syariat kita yang indah pun seolah memberikan motivasi di ujung ramadhan, agar kita bertambah semangat dalam beribadah, yaitu dengan menurunkan malam lailatul qadar yang mulia. Rasulullah SAW pun menjalankan I’tikaf untuk menutup bulan keberkahan ini. Beliau juga bersungguh-sungguh di penghujung Ramadhan. Aisyah menceritakan kepada kita :
كَانَ النَّبِيُّ
صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ
وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
adalah Nabi SAW ketika masuk sepuluh hari yang terakhir
(Romadhon), menghidupkan malam, membangunkan istrinya, dan mengikat sarungnya
(HR Bukhori dan Muslim)
Akhirnya, marilah kita berusaha semaksimal mungkin menyambut dan menjalankan kunci sukses Ramadhan di atas, agar usaha kita menjadi pribadi-pribadi yang bertaqwa, aamiin ya rabbal ‘alamiin Semoga Allah SWT memudahkan dan memberikan kekuatan kepada kita … Barakallahu...
Akhirnya, marilah kita berusaha semaksimal mungkin menyambut dan menjalankan kunci sukses Ramadhan di atas, agar usaha kita menjadi pribadi-pribadi yang bertaqwa, aamiin ya rabbal ‘alamiin Semoga Allah SWT memudahkan dan memberikan kekuatan kepada kita … Barakallahu...
0 komentar:
Posting Komentar