KHUTBAT JUMAT 20 November 2015, “ISTIQOMAH DLM ISLAM” Masjid Nurul Qomar PCH
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…
Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala di manapun kita berada. Baik ketika kita
sedang bersama orang banyak, maupun ketika sendirian. Dan marilah kita
senantiasa takut akan terkena azab-Nya, kapan dan di mana pun kita berada.
Karena, kewajiban menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi
larangan-larangan-Nya bukan hanya pada waktu dan saat-saat tertentu saja. Bahkan,
beribadah kepada-Nya adalah kewajiban yang harus dilakukan hingga ajal
mendatangi kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَاعْبُدْ
رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“Dan beribadahlah kepada Rabb-mu sampai kematian
mendatangimu.” (Al-Hijr: 99)
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah……
Setiap muslim yang telah berikrar bahwa Allah Rabbnya,
Islam agamanya dan Muhammad rasulnya, ia harus senantiasa memahami arti ikrar
ini dan mampu merealisasikan nilai-nilainya dalam realitas kehidupannya. Setiap
dimensi kehidupannya harus terwarnai dengan nilai-nilai tersebut baik dalam
kondisi aman maupun terancam. Namun dalam realitas kehidupan dan fenomena
ummat, kita menyadari bahwa tidak setiap orang yang memiliki pemahaman yang
baik tentang Islam mampu meimplementasikan dalam seluruh kisi-kisi
kehidupannya. Dan orang yang mamupu mengimplementasikannya belum tentu bisa
bertahan sesuai yang diharapkan Islam, yaitu komitment dan istiqamah dalam
memegang ajarannya dalam sepanjang perjalanan hidupnya.
ALLAH
SWT BERFIRMAN :
“Maka
tetaplah (istiqamahlah) kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan
kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu
melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan.”(Hud:112)
“Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialahAllah”, kemudian mereka tetap
istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula)
berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya;
sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.(Al-Ahqaf:13-14)
– Abu Bakar Shiddiq ra ketika ditanya
tentang istiqamah ia menjawab; bahwa istiqamah adalah kemurnian tauhid (tidak
boleh menyekutukan Allah dengan apa dan siapapun)
– Umar bin Khattab r.a. berkata: “Istiqamah adalah
komitment terhadap perintah dan larangan dan tidak boleh menipu sebagaimana
tipu musang”
– Utsman bin Affan ra berkata: “Istiqamah adalah
mengikhlaskan amal kepada Allah swt”
– Ali bin Abu Thalib ra berkata: “Istiqamah adalah
melaksanakan kewajiban-kewajiban”
– Hasan Bashri berkata: “Istiqamah adalah
melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksitan”
– Mujahid berkata: “Istiqamah adalah komitmen
terhadap syahadat tauhid sampai bertemu dengan Allah swt”
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah….
Jadi muslim
yang beristiqamah adalah muslim yang selalu mempertahankan keimanan dan
aqidahnya dalam situasi dan kondisi apapun. Ia bak batu karang yang tegar
mengahadapi gempuran ombak-ombak yang datang silih berganti. Ia tidak mudah
loyo atau mengalami futur dan degredasi dalam perjalanan hidupnya. Ia
senantiasa sabar dalam memegang teguh tali keimanan. Dari hari ke hari semakin
mempesona dengan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan Islam. Ia senantiasa
menebar pesona Islam baik dalam ruang kepribadiannya, kehidupan keluarga,
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Itulah cahaya yang selalu menjadi pelita
kehidupan. Itulah manusia muslim yang sesungguhnya, selalu istiqomah dalam
sepanjang jalan kehidupan
Ma’asyiral
Muslimin Rahimakumullah…..
Setidaknya ada 5 langkah
untuk jalan menuju Istiqamah
Pertama, Muraqabah
Muraqabah adalah perasaan
seorang hamba akan kontrol ilahi dan kedekatan dirinya kepada Allah. Hal ini
diimplementasikan dengan mentaati seluruh perintah Allah dan menjauhi seluruh
larangan-Nya, serta memiliki rasa malu dan takut, apabila menjalankan hidup
tidak sesuai dengan syariat-Nya.
“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa:
Kemudian Dia bersemayam di atas ‘arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam
bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa
yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. Dan Allah
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hadid: 4)
Rasulullah saw.
bersabda-ketika ditanya tentang ihsan, “Kamu beribadah kepada Allah seolah-olah kamu
melihat-Nya, dan apabila kamu tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihat
kamu.” (H.R.
Bukhari)
Kedua, Mu’ahadah
Mu’ahadah yang dimaksud di
sini adalah iltizamnya seorang atas nilai-nilai kebenaran Islam. Hal ini
dilakukan kerena ia telah berafiliasi dengannya dan berikrar di hadapan Allah
SWT.
Ada banyak ayat yang
berkaitan dengan masalah ini, di antaranya adalah sebagai berikut.
“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu
berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya,
sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu
itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.” (An-Nahl: 91)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati
amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (Al-Anfal: 27)
Ketiga, Muhasabah
Muhasabah adalah usaha
seorang hamba untuk melakukan perhitungan dan evaluasi atas perbuatannya, baik
sebelum maupun sesudah melakukannya. Allah berfirman;
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hasyr: 18)
“Orang yang cerdas (kuat) adalah orang yang menghisab
dirinya dan beramal untuk hari kematiannya. Adapun orang yang lemah adalah
orang yang mengekor pada hawa nafsu dan berangan-angan pada Allah.” (H.R. Ahmad)
Umar bin Khattab ra
berkata, “Hisablah dirimu sebelum dihisab, dan timbanglah amalmu sebelum
ditimbang ….”
Keempat, Mu’aqabah
Mu’aqabah adalah pemberian sanksi oleh seseorang muslim
terhadap dirinya sendiri atas keteledoran yang dilakukannya.
“Dan
dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang
berakal, supaya kamu bertakwa.” (Al-Baqarah: 179)
Generasi salaf yang soleh telah memberikan teladan yang
baik kepada kita dalam masalah ketakwaan, muhasabah, mu’aqabah terhadap diri
sendiri jika bersalah, serta contoh dalam bertekad untuk lebih taat jika
mendapatkan dirinya lalai atas kewajiban. Sebagaimana disebutkan dalam beberapa
riwayat :
1. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Umar bin
Khaththab ra pergi ke kebunnya. Ketika ia pulang, maka didapatinya orang-orang
sudah selesai melaksanakan Shalat Ashar. Maka beliau berkata, “Aku pergi hanya
untuk sebuah kebun, aku pulang orang-orang sudah shalat Ashar! Kini, aku
menjadikan kebunku sedekah untuk orang-orang miskin.”
2. Ketika Abu Thalhah sedang shalat, di depannya lewat
seekor burung, lalu beliau pun melihatnya dan lalai dari shalatnya sehingga
lupa sudah berapa rakaat beliau shalat. Karena kejadian tersebut, beliau
mensedekahkan kebunnya untuk kepentingan orang-orang miskin, sebagai sanksi atas
kelalaian dan ketidak khusyuannya.
Kelima Mujahadah (Optimalisasi)
Mujahadah adalah optimalisasi dalam beribadah dan
mengimplementasikan seluruh nilai-nilai Islam dalam kehidupan.
“Hai
orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan
perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. Dan berjihadlah kamu
pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya…” (Al-Hajj: 77-78)
“Rasulullah
saw. melaksanakan shalat malam hingga kedua tumitnya bengkak. Aisyah ra. pun
bertanya, ‘Mengapa engkau lakukan hal itu, padahal Allah telah menghapuskan
segala dosamu?’ Maka, Rasulullah saw. menjawab, ‘Bukankah sudah sepantasnya aku
menjadi seorang hamba yang bersyukur.'” (H.R. Bukhari-Muslim)
Inilah lima langkah yang harus dimiliki oleh seorang
muslim yang ingin mempertahankan nilai keimanan, yang ingin bertahan dan
istiqamah di puncak ketakwaannya. Semoga Allah SWT menjadikan kita semua
hamba-hamba-Nya yang senantiasa istiqamah, sampai akhir hayat kita bahkan
sampai anak cucuk kita menjadi seorang
muslim ideal dan akhirnya kita dijanjikan surga-Nya.amin.
Barakallahu….